Profil Desa Windujaya

Ketahui informasi secara rinci Desa Windujaya mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Windujaya

Tentang Kami

Profil Desa Windujaya, Kedungbanteng, Banyumas, sebuah desa wisata di lereng Gunung Slamet yang menjadi surga bagi petualang. Temukan pesona Bukit Tranggulasih, Bumi Perkemahan Kendalisada, dan potensi unik sebagai sentra peternakan sapi perah.

  • Pusat Wisata Alam dan Petualangan

    Desa Windujaya merupakan lokasi bagi beberapa destinasi wisata populer, termasuk Bukit Tranggulasih untuk menikmati panorama matahari terbit dan Bumi Perkemahan Kendalisada, salah satu area kemah terbesar di Banyumas.

  • Sentra Peternakan Sapi Perah

    Di samping pariwisata, desa ini dikenal sebagai pusat peternakan sapi perah, dengan produksi susu segar menjadi salah satu pilar ekonomi utama dan daya tarik agrowisata yang khas.

  • Lokasi Strategis di Jalur Wisata Baturraden

    Berada di dataran tinggi dan berbatasan langsung dengan kawasan wisata Baturraden, Desa Windujaya mendapat keuntungan dari arus wisatawan dan menjadi bagian integral dari zona pariwisata utama di lereng Gunung Slamet.

XM Broker

Di ketinggian Kecamatan Kedungbanteng, di mana udara sejuk pegunungan bertemu dengan panorama alam yang memukau, Desa Windujaya memantapkan dirinya sebagai salah satu destinasi wisata paling beragam dan dinamis di Kabupaten Banyumas. Bukan hanya satu, desa ini menawarkan serangkaian pesona, mulai dari pemandangan matahari terbit yang magis di Bukit Tranggulasih, hamparan bumi perkemahan yang luas, hingga denyut nadi ekonomi dari peternakan sapi perah. Berkat lokasinya yang strategis di jalur emas menuju Baturraden, Windujaya telah menjadi surga bagi para petualang, pencinta alam dan siapa pun yang mencari ketenangan.

Geografi dan Demografi

Desa Windujaya menempati posisi istimewa di bagian paling utara Kecamatan Kedungbanteng, berbatasan langsung dengan Kecamatan Baturraden yang ikonik. Wilayahnya yang berada di ketinggian lereng Gunung Slamet memberinya iklim yang sejuk dan pemandangan alam yang luar biasa. Secara administratif, desa ini menggunakan kode pos 53152 dengan Kode Wilayah Kemendagri 33.02.23.2010.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, Desa Windujaya memiliki luas wilayah 3,42 km². Dengan populasi yang tercatat pada tahun 2017 sebanyak 3.507 jiwa, desa ini memiliki tingkat kepadatan sekitar 1.025 jiwa/km². Komposisi ini mencerminkan sebuah komunitas yang hidup harmonis di tengah lanskap perbukitan yang subur, hutan pinus, dan lahan pertanian yang produktif.

Sejarah yang Lahir dari Kesetiaan

Asal-usul nama Windujaya diyakini oleh masyarakat setempat berakar dari kisah kesetiaan seorang abdi. Menurut cerita tutur, dahulu kala hiduplah seorang tokoh terpandang di wilayah tersebut. Ia memiliki seorang pengikut yang sangat setia dan berdedikasi bernama Mbah Windu.

Atas segala pengabdian dan kesetiaannya yang tanpa pamrih, Mbah Windu sangat dihormati oleh masyarakat. Untuk mengenang jasa dan keluhuran budinya, serta dengan harapan agar wilayah tersebut senantiasa makmur dan berjaya, maka disematkanlah nama Windujaya. Nama ini merupakan gabungan dari nama sang abdi setia, "Windu", dan kata "Jaya" yang berarti kemenangan, kemuliaan, atau kejayaan. Nama ini menjadi doa dan harapan yang terus hidup hingga kini.

Magnet Wisata Alam dan Petualangan

Keunggulan utama Desa Windujaya adalah portofolio destinasi wisatanya yang beragam, mampu melayani berbagai segmen wisatawan. Dua di antaranya menjadi ikon utama:

  1. Bukit Tranggulasih
    Tempat ini adalah surga bagi para pemburu matahari terbit (sunrise) dan terbenam (sunset). Dari puncaknya, pengunjung disuguhi pemandangan 180 derajat yang membentang dari lanskap perkotaan Purwokerto hingga perbukitan hijau di sekitarnya. Bukit Tranggulasih dikelola secara kreatif oleh komunitas lokal dengan menambahkan berbagai spot foto menarik bertema cinta dan alam, menjadikannya destinasi favorit bagi kaum muda dan pasangan.

  2. Bumi Perkemahan (Buper) Kendalisada
    Ini adalah salah satu area perkemahan terluas dan paling representatif di Banyumas. Dikelola oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Ardi Mulyo bekerja sama dengan Perhutani, Buper Kendalisada menjadi tujuan utama bagi kegiatan pramuka, Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) siswa, gathering perusahaan, dan keluarga yang ingin berkemah. Hamparan rumputnya yang luas di tengah hutan pinus yang menjulang tinggi menciptakan suasana yang ideal untuk kegiatan luar ruangan (outbound).

Selain dua magnet tersebut, sebagian kawasan Wana Wisata Palawi yang populer juga masuk ke dalam wilayah administratif Desa Windujaya, semakin memperkuat posisinya sebagai simpul penting dalam jaringan pariwisata Baturraden.

Pusat Peternakan Sapi Perah Banyumas

Di luar gemerlap pariwisatanya, Desa Windujaya memiliki identitas ekonomi lain yang sangat kuat: sebagai sentra peternakan sapi perah. Udara pegunungan yang sejuk sangat cocok untuk budidaya sapi perah jenis unggul. Puluhan peternak tersebar di seluruh desa, dengan kandang-kadang sapi menjadi pemandangan yang lazim di belakang rumah-rumah warga.

Setiap pagi dan sore, para peternak memerah susu segar yang kemudian dikumpulkan dan dijual ke koperasi atau langsung kepada konsumen, termasuk para wisatawan yang berkunjung. Aktivitas ini bukan hanya menjadi tulang punggung ekonomi bagi banyak keluarga, tetapi juga menjadi daya tarik agrowisata yang unik. Pengunjung dapat melihat langsung proses pemerahan, belajar tentang manajemen peternakan, dan tentu saja, menikmati susu segar langsung dari sumbernya. Keberadaan sentra sapi perah ini memberikan karakter yang khas dan membedakan Windujaya dari desa-desa wisata lainnya.

Pemerintahan dan Inovasi Desa Wisata

Keberhasilan Desa Windujaya dalam mengelola berbagai potensinya tidak terlepas dari peran aktif Pemerintah Desa yang dipimpin oleh Kepala Desa Bapak Jumad, serta inisiatif kuat dari lembaga-lembaga komunitas. Model pengelolaan wisata di Windujaya menunjukkan adanya pembagian peran yang efektif.

LMDH Ardi Mulyo menjadi contoh sukses bagaimana masyarakat lokal dapat bermitra dengan negara (Perhutani) untuk mengelola sumber daya hutan secara produktif dan lestari. Sementara itu, kelompok-kelompok pemuda dan Pokdarwis lainnya secara mandiri dan kreatif mengembangkan spot-spot baru seperti Bukit Tranggulasih.

Pemerintah desa berperan sebagai orkestrator, membantu memfasilitasi perizinan, mengupayakan pembangunan infrastruktur pendukung, dan memastikan bahwa berbagai inisiatif pariwisata ini dapat berjalan beriringan dan saling menguatkan. Sinergi inilah yang menjadi mesin penggerak utama kemajuan Desa Windujaya sebagai desa wisata yang mandiri dan inovatif.